Berawal dari sebuah liburan ke Kota Ambon, tiga orang anak muda
mahasiswa Jakarta yang mempunyai kawan kuliah yang berasal dari Ambon. Mereka
mendapatkan beberapa pengalaman baru, dari pengalaman yang menyenangkan sampai
pengalaman yang misterius.
Opening film di pulau x.
Sepasang kekasih DAVID dan EMILY dengan speedboath berlabuh disebuah pulau,
baru beberapa langkah memasuki tepi hutan, tiba-tiba kapal speedboath yang
mereka tambatkan terbakar dan meledak BOOOOM!!!, tiba-tiba muncul langkah kaki
menghampiri, pasangan DAVID dan EMILY ketakutan dan berlari masuk kedalam
hutan, langkah kaki dengan menyeret kapak besar terus mengejar, DAVID yang
berbadan tegap berusaha melindungi EMILY, tapi nahas, beberapa anak panah
menembus kakinya, dan kedua tangannya SREET!!..SREET!!...SREEET!!..SREEET!!...
hingga DAVID tak berdaya. EMILY pun terus berlari, namun belum sempat berlari
jauh, orang misterius itu melempar kapak ke tubuh EMILY dan langsung
meregang nyawa menyusul kekasihnya...
CHACA 25 tahun cewek yang dominan tegas, BHOMA 19 tahun yang bertubuh
tambun namun energic, ELIZA 23 tahun yang manja menunggu di pintu
kepulangan bandara Pattimura,sudah 3 kali penumpang keluar dari pintu tapi
teman mereka dari Jakarta tak kunjung tiba, pesawat delay membuat mereka
gelisah, tapi dari arah lain, suara terdengar memanggil mereka, serentak Chaca
dan lainnya menoleh, ternyata DEAN 23 tahun yang bertubuh atletis dan
tampan, VANIA 19 tahun gadis cantik indo Belanda dan JOE 23 tahun yang tak
kalah tampan dari DEAN muncul dibelakang mereka, CHACA dan lainnya tentu saja
kaget bercampur senang menyambut mereka.
Selama perjalanan dari Bandara Pattimura ke rumah kediaman
CHACA. VANIA, DEAN dan JOE sangat menikmati keindahan pemandangan alam kota
Ambon dan panorama laut yang sangat eksotik. Mobil meluncur, sekilas VANIA
melihat sosok perempuan dengan memakai baju putih berdiri di tepi jalan raya,
tapi saat terlewat dan VANIA kembali menoleh ke sosok perempuan itu, sudah
tidak ada, VANI mencoba memberitahu kalau tadi dia melihat perempuan ditepi
jalan tapi DEAN dan lainnya tidak percaya dan memang sejak tadi tidak ada
pejalan kaki ditepi jalan raya.
Rumah yang cukup besar dan mewah tapi hanya dihuni oleh Chaca
dan pembantunya yakni seorang ibu tua yang selalu menemani CHACA selama orang
tuanya berada diluar negeri, VANIA, DEAN dan JOE merasa pembantu CHACA terlihat
aneh, tak pernah tersenyum dan bicara, tatapan matanya kosong dan wajah pucat,
tapi CHACA merasa itu hal biasa, memang karakter pembantu tuanya seperti itu.
Dimalam hari, VANIA bermimpi, diseret-seret lelaki dengan sepatu
lars seperti tentara Belanda masa penjajahan, VANIA diseret sepanjang lorong
penjara bawah tanah, dan digantung dengan tali, tubuhnya berdarah akibat siksa,
dalam mimpi VANIA hanya bisa menangis dan berusah berteriak minta tolong, tapi
sosok tentara yang wajahnya terlihat samar-samar, samar-samar menggeram dengan
nada penuh amarah, ”niet durven storen ons!!!...hoe beter je terug!!...” ,
“jangan berani mengusik kami!..lebih baik kalian kembali!!” (dengan bahasa
Belanda).
VANIA berusaha berontak dan berteriak lagi, bersamaan dengan munculnya
DEAN, CHACA dan JOE yang membangunkan VANIA yang wajahnya penuh keringat dan
ketakutan. CHACA mencoba menenangkan kalau semua itu hanya mimpi.
Pagi hari yang cukup cerah, mereka bersiap pergi traveling
sesuai keinginan DEAN dan lainnya kepulau-pulau yang indah, meski ini
travelling pertamakali bagi VANIA. Mereka mampir untuk berbelanja ke pasar
tradisional mencari kebutuhan selama perjalanan, di dalam pasar itu, lagi-lagi
VANIA melihat sosok perempuan yang sama seperti yang dilihatnya, tapi sosok
perempuan itu menghilang dikerumunan, tanpa memberitahu teman-temannya VANIA
mencoba mengejar sosok itu setengah berlari sampai disuatu tempat, VANIA
berhenti dan memperhatikan sosok yang dicurigai adalah perempuan tadi, tapi
setelah didekati ternyata bukan yang dicarinya, (suspen)
Didermaga, CHACA mengusulkan untuk menunda menyeberang ke suatu pulau
karena kapal ferry sudah tidak beroperasi lagi, tapi DEAN dan JOE bersikeras
tetap akan menyeberang meski naik speedboath, Team terpecah dua, satu mobil
tidak ikut dan kembali pulang, tapi CHACA menuruti keinginan DEAN dan JOE dan
menyewa speedboath pada pemiliknya yang bertampang misterius dan aneh. Mereka
mengemudi speedboat tanpa diawasi pemiliknya (lepas kunci).
Ditengah laut menjelang sore, cuaca cerah seketika berubah gelap, hujan badai
muncul, petir menggelegar, semua ketakutan, CHACA dan lainnya yang asli Ambon
pun heran, cuaca berubah tidak seperti biasanya. VANIA mencoba tenang tapi rasa
takutnya tidak dapat tertahan, hampir saja dia pingsan ketakutan, ombak semakin
tinggi, bersamaan dengan petir menyambar, perahu oleng dan terbalik, semua
penumpang terpental dan menyelamatkan diri masing-masing, berpegang pelampung
dan alat seadanya, tegang dan menakutkan bertarung dengan maut ditengah
samudera luas seolah tanpa batas. Teriakan histeris mereka tertup deburan ombak
yang mengganas.
Cuaca kembali cerah, ditepi pantai mereka terdampar, pingsan dan
mulai siuman karena sengatan sisa sinar matahari yang mulai redup. Satu persatu
mereka siuman dan saling menolong kembali kedaratan, JOE dan DEAN berusaha
mencari bantuan, tapi seolah pulau itu tidak berpenghuni dan menyeramkan, usaha
JOE dan DEAN sia-sia, tak ada kapal melintas, sampai akhirnya mereka putus asa
dan memutuskan masuk kedalam hutan, didalam hutan beberapa kejadian muncul,
seperti diikuti langkah kaki dengan sepatu lars dan langkah kaki perempuan
tanpa alas kaki.
Perjalanan mereka yang tanpa bahan makanan karena tas yang
membawa bekal mereka hilang ditelan ombak, membuat mereka kelaparan, apapun
yang mereka temukan dimakan dan dibakar dengan peralatan seadanya, kondisi
mereka makin mengenaskan. Ketakutan, tak berdaya dan putus asa. Hingga akhirnya
Eliza tewas terbakar dan Bhoma diseret mahluk tak tampak dan menghilang
disemak-semak.
Langkah mereka terhenti dan tercengang, saat melihat sebuah benteng peninggalan
Belanda yang tidak terawat, malam makin larut, terpaksa mereka menginap di
salah satu sudut benteng. Kajadian-kejadian muncul selama didalam benteng, Joe
tewas dengan kepala hampir terbelah dan Dean yang tewas kehabisan napas
akibat dicekik akar misterius yang keluar dari dinding benteng.
VANIA juga menemukan jenasah yang diawetkan dengan rempah-rempah, yang tak lain
OMA VANIA, dan diakhir cerita terungkap sang pembunuhnya adalah HANS lelaki
misterius berseragam tentara Belanda yang melarikan diri dari perang dan
bertahan dipulau itu, dia juga yang membunuh sosok OMA perempuan yang dulu
menolak cintanya, dendamnya membunuh siapapun juga yang berani masuk kewilayah
kekuasaannya dan mengganggu jasad kekasihnya.....
THE END..!!
Mau Tau Kisah Selengkapnya...!!
Coming Soon